Suka atau tidak, adalah fakta bahwa Front Pembela Islam (FPI) itu merupakan sebuah institusi penting yang berani secara radikal memberi “interupsi” di tengah keabsenan tak wajar institusi-institusi pengawasan dan penegakan hukum yang ada. Mereka pantang OMDO (omong doang). Juga tak asik caci-maki. Tampaknya mereka pun tak peduli saja kepada orang sinis dan kerap berusaha merendahkan. Mungkin mereka pun faham bahwa ada yang memelihara (juga) kelompok sinis dan caci maki buat mereka.
Ada ekspektasi (harapan) dan ada kegagalan menggapainya. Siapa bilang tidak? Lihat secara keseluruhan dan lihat niat baiknya dari awal saja. Gampang tentunya. Memang jika ada orang yang ingin menelusuri berbagai bentuk (kuantitatif dan kualitatif) di sekitar fenomena FPI tentu banyak orang yang bisa membuat daftar panjang, termasuk tuduhan bahwa FPI itu bentukan pihak tertentu. Itu semua kita sudah tahu. Tetapi saya sangat ingin percaya setulusnya bahwa orang-orang FPI pun tak menginginkan semua penyimpangan itu terjadi.
Saya sendiri malah lebih berharap sekiranya kelompok seperti ini dapat mengupgrade diri lebih strategis. Mengupgrade seperti apa? Katakanlah menjadi pentolan nomor satu untuk pemberantasan korupsi yang kini menjadi keluhan terbesar di negeri ini. FPI diperkirakan bisa dan mampu melakukan itu. Apalagi ada undang-undang yang meneguhkan peran-serta masyarakat dalam bidang ini. Dapat dibayangkan betapa dahsyat dan mengguncangnya jika FPI secara serius memfokuskan gerakannya untuk memberantas korupsi yang belum dapat dilakukan di negeri ini. Jadilah kelompok pertama yang memberi andil besar untuk memperbaiki Indonesia.
Begitulah bahwa jika dilihat secara keseluruhan, mungkin akan sangat mudah memahami bahwa di antara kebaikan-kebaikannya yang sangat tak mungkin dilakukan oleh kelompok mana pun, memang terdapat ketidak-sempurnaan. Berilah mereka saran perbaikan.
Mudah-mudahan Indonesia dapatlah memahami secara keseluruhan. Adakah orang yang bersedia berpikir dan menambah waktunya untuk semakin memahami bahwa radikalisasi boleh jadi adalah fungsi dari ketersumbatan? Jika demikian FPI dan gerakannya malah menjadi sebuah keniscayaan.
Dengan begitu seseorang dan bahkan negara tak naif saja asyik meneriakkan simptom belaka, tak pernah faham the root of the problem. Semakin tak mungkin ke pentas nalar jika subjektifisme tertentu yang menjadi target.
Shohibul Anshor Siregar, Koordinator Umum ‘nBASIS
Supporter
by: (luq_man_kla_x)
‘nBASIS: thanks for your support
LikeLike
Ya Bang, saya setuju dengan pandangan Abang dalam hal ini. Wilayah garapan FPI setidaknya diperluas meliputi persoalan-persoalan sosial semisal korupsi, konservasi lingkungan dll. Selama ini kita lihat saudara-saudara kita yang menggunakan FPI sbg jalan dakwahnya menjadi “pagar/ pengawal” untuk urusan akidah dan ibadah (kemungkinan itu yang selalu tampak). Dalam konteks sosial tersebut tentu saja kita menaruh harapan besar kepada FPI jika mampu merealisasikannya.
‘nBASIS:<em>kita berharap mrk mau lbh strategis.
LikeLike
Komentar saya terhadap dialog antara TV One dengan Habib Rizieq: Pandangan Habib Rizieq menunjukkan inklusivisme ajaran Islam. Rizieq menolak pluralisme dan menerima pluralitas, meskipun dlm makna tertentu pluralitas yg ia setujui sebenarnya merupakan salah satu makna dari pluralisme itu sendiri. (Kamus Merriem-Webster’s mungkin bisa menjadi salah satu rujukan dlm hal ini).
‘nBASIS: yg paling menarik TV-nya mau wawawncara utk klarifikasi spt ini. Untuk sebuah perimbangan yg amat bermakna
LikeLike
Bro n sis sekalian…lg diadakan polling “setuju atau tidaknya ormas pengacau FPI dibubarkan” di http://www.yahoo.com. Bagian headline gambar “bebas ormas pengacau”. Atau langsung ke: http://id.berita.yahoo.com/blogs/newsroom-blog/indonesia-tanpa-ormas-pengacau.html
‘nBASIS: begitu sukar membayangkan Indonesia (sekarang) tanpa FPI. suka atau tidak suka. sekiranya ia mampu upgrade. ha ha
LikeLike
Begitu sukar membayangkan Indonesia tanpa FPI???? anda ingin mencoba cari sensasi?
“adalah fakta bahwa Front Pembela Islam (FPI) itu merupakan sebuah institusi penting yang berani secara radikal memberi “interupsi” di tengah keabsenan tak wajar institusi-institusi pengawasan dan penegakan hukum yang ada. ”
mereka berani secara radikal karena dibayar dan untuk tujuan pihak pihak tertentu, bukan karena niat menegakkan aturan agama. Mereka berdiri karena kepentingan pihak tertentu (koruptor), mereka berdiri bukan karena memiliki tujuan. Mereka keras terhadap yang lemah, tapi memble terhadap yang kuat….menghajar komunitas ahmadiyah, menghajar forum komunikasi yang melakukan aksi solidaritas terhadap ahmadiyah…sebenarnya mereka sama dengan para penegak hukum
Adalah sangat naif mengharapkan ormas (yang dibiayai oleh koruptor) untuk menumpas korupsi (pendukung dana mereka sendiri), apakah anda mengharapkan mereka menumpas oknum penyebab keberadaan mereka?
Pantang omong doang? kesimpulan dari mana yang anda dapatkan? mereka bermarkas di Petamburan Tanah Abang, yang 10 menit jalan kaki dekat dengan lokalisasi pelacuran kelas bawah Bongkaran di Tanah abang, kok ga pernah mereka serbU? daerah perjudian Kota dan sekitarnya kenapa tak coba mereka sentuh? selidik punya selidik mereka dapat juga uang keamanan….bahkan koordinator lapangannya pun rajin merasakan nikmatnya dunia malam di kawasan2 tersebut…
Adalah sangat naif untuk mengharapkan mereka menjadi lebih baik, dengan memberantas korupsi, karena mereka sendiri lahir bukan karena ketersumbatan, tapi demi kepentingan, dengan mendirikan ormas yang dapat mereka (koruptor) jadikan instrumen untuk meneror masyarakat , sehingga masyarakat tersadar mereka butuh perlindungan pemerintah untuk melindungi diri dari teror ormas2 tersebut.
ANda seorang intelektual, tapi saya heran mengapa anda berharap matahari terbit di Barat dan terbenam di Timur? pelajari kenyataan….
‘nBASIS: beragam pandangan ttg FPI. sebagian amat negatif. Saya tidak di pihak itu.
LikeLike
“beragam pandangan ttg FPI. sebagian amat negatif. Saya tidak di pihak itu”
Anda tidak memandang negatif untuk sekelompok orang yang berlaku anarkis yang dibiayai oleh para koruptor, dan Anda berharap pion-pion koruptor tersebut untuk membasmi para koruptor sebagai penyandang dananya??? itu seperti mengharap ormas2 kepemudaan yang biasanya membeking perjudian untuk membasmi perjudian…
Tapi itu terserah anda untuk berlaku naif, tapi saya tidak melihat manfaat adanya FPI di muka bumi Indonesia ini, saya tidak pernah melihat kegiatan mereka sebagao bentuk yang proaktif/spontan atas ketersumbatan atau ketidakberdayaan penegak hukum dalam masalah sosial atau penegakan Syariah, karena sangat jelas mereka melaksanakan aksi aksi merka untuk mengalihkan perhatian publik terhadap suatu masalah politik tertentu…
Mungkin sebaiknya anda jadi dewan penasihat FPI saja, agar terjadi upgrade kegiatan yang anda idam-idamkan itu
‘nBASIS:Kalimat ini “Mungkin sebaiknya anda jadi dewan penasihat FPI saja, agar terjadi upgrade kegiatan yang anda idam-idamkan itu”. Apa salahnya?
LikeLike
Dulu di sebuah dialog film Godfather.
Don Carleone: “Bisnis ayahku tidak dengan membunuh orang.”
Istri Don Corleone: “Oh, jangan naif. Itulah pekerjaan kalian para mafia.”
Don Carleone: “Ayahku mengurus dan membela orang lain. Tidak beda seperti yang dilakukan Presiden Amerika Serikat.”
Istri Don Carleone: “Tapi Presiden tidak membunuh orang …”
Don Carleone: “Oh, siapa yang sekarang naif …?”
“Whose been naif now?”, begitulah mungkin pendapat si Humala ini. Oh, mungkin pandangan ini didasarkan pada analisis begini; ‘Siapakah sekarang yang tidak korupsi di negeri ini? Oh, mungkin hanya SBY seorang karena dialah yang memimpin perang terhadap korupsi di negeri ini.’ Begitu mungkin.
Whose been naif now?
Ohya, heran saya mengapa hanya FPI kemudian dibebani menggusur koruptor? Mengapa jemaah HKBP tidak? Mengapa jemaat GKI Jasmin tidak juga? Kemana para gembala ini? Oh, kita tanya juga, jemaah AKKBB sedang sujud di mana? Atau mungkin aktivis Jaringan Islam Liberal tidak punya beban serupa untuk memberantas korupsi di sini? Oh selidik punya selidik, Sitor Situmorang pernah menuduh kalau para aktivis ini sedang bermesraan dengan wanginya donasi Amerika Serikat …
Oh, pendapat Anda OOT; bukankah kita sedang bicara FPI saja? Sebuah organisasi yang suka menggusur para pelacur, perjudian dan seterusnya, yang mendapat “uang keamanan” … dst dst … Bukankah ini tugas aparatur keamanan, mengapa FPI mesti melakukan “kekerasan”…
Yup, Humala sudah menjawab persoalannya tapi dia menyembunyikannya. Ketidakhadiran negara pada praktek pelacuran (penjualan orang baik sebagai germo, maupun menjual dirinya sendiri), praktek perjudian, minuman keras, dibukanya diskotik pada masa Ramadhan, dan seterusnya, yang telah membuka mata kita mengapa tiba-tiba ada sosok FPI di sana. Di tengah kelompok masyarakat yang permisiveness begini, FPI telah muncul di sana. Bukannya jemaat HKBP, jemaah GKI Yasmin, jemaah jaringan “Islam” liberal, bukannya jaringan seniman dan para banci-bencong, bukannya polisi, bukannya tentara, bukannya, bukannya, bukannya …
Dan apakah untuk menggusur massifnya kemaksiatan hingga praktek korupsi di negara dan di tengah masyarakat ini, Anda mengharapkan jalan “baik-baik”? Ingin mengadu kepada Juru Selamat, tapi entah di mana dia sekarang?
“Lho, bukankah ada jalan hukum?”
Wahahaha … whose been naif now?
LikeLike
Feb, FPI bermarkas di Petamburan Tanah Abang, kok daerah Bongkaran Tanah Abang ga pernah diserbu ya? banyak pelacuran kelas bawah dan minuman keras disana, kok FPI diam saja ya? apa sebab ya?
Daerah maksiat Mangga Besar, Pangeran Jayakarta dan Hayam wuruk sekitarnya, kok ga pernah diserbu ya? banyak tempat hiburan disana yang ga sesuai dengan nilai-nilai Islami kok ga pernah diserbu ya? Pada masa ramadhan tempat2 tersebut buka terus tuh….dimana sosok FPI yang anda agung2kan itu…? dimana kehadirannya? selidik punya selidik mereka dapet jatah tuh….
hahahaha, sapa yang naif sekarang???
LikeLike
Oh, mungkin barangkali si Humala ini gak tau informasi penggusuran di lokasi yang disebutkan seperti Bongkaran Tanah, Mangga Besar, Pangeran Jayakarta dll dll. Lha kalau gerakan kontrol sosial ala FPI ini gak diliput oleh media, dan Anda sampai gak tahu, itu soal lain la La. Atau Anda menginginkan FPI bilang-bilang dulu sama Anda? Wahahahaha … lho kok jadi Anda menginginkan FPI juga main di sana? Kok Anda tak mengharapkan polisi atau satpol PP yang ada di sana? Atau barangkali Anda sudah menduga polisi dan satpol PP sudah disuap juga ya? Lha, ini berarti Anda telah mendukung FPI yang Anda hujat-hujat itu juga dong, tambah aneh si Humala ini ya … hehehe
hehehe, jangan naif dong ah.
LikeLike
Feb, saya tidak mendukung FPI atau ormas apapun, saya mengharapkan Polisi atau satpol yang menggrebek disana, yang selalu saya harapkan adalah FPI dibubarkan di bumi Indonesia ini. Saya masih percaya sistim yang ada, naif? tidak apa2 yang penting saya tidak berilusi seperti anda dan pemilik blog ini yang beranggapan bahwa FPI itu sebuah fenomena yang spontan yang lahir dari ketersumbatan birokrasi aparat penegak hukum..Saya tidak seperti anda atau pemilik blog ini, saya lebih mengharapkan Polisi atau Satpol yang bertindak, saya tidak seperti pemilik blog ini yang mengharapkan FPI untuk menumpas koruptor, karena itu sama saja mengharapkan FPI menumpas sumber dana mereka sendiri, saya lebih mengharapkan aparat yang melakukannya.
dan bisa juga analogi yang sama kita balikan buat anda, apakah Polisi atau satpol PP harus bilang2 dulu kepada anda setiap kegiatan mereka? wahahahaha lucu sekaleee , adalah fakta bahwa setiap kegiatan FPI mereka mengundang wartawan untuk publikasi kegiatan mereka, dan anda seperti buta atau mengingkari FAKTA bahwa FPI ormas yang anda cintai itu tidak pernah menyerbu bongkaran dan daerah Mangga besar, Pangeran Jayakarta, karena kalo mereka menyerbu ke daerah2 tersebut (seperti yang anda mau yakini pernah terjadi), liputannya pasti sangat besar. Adalah sebuah kebodohan bila anda berkeyakinan FPI telah menyerbu tempat-tempat tersebut, karena FAKTANYA tak pernah terjadi. Sekali lagi saya paparkan, Markas FPI di PETAMBURAN yang 10 menit jalan kaki ke Bongkaran TIDAK PERNAH MEREKA SERBU. Fakta ini saya paparkan bukan mengharapkan mereka menyerbu daerah2 tersebut, tapi lebih menunjukan bahwa FPI itu tidak bergerak atas kemauan mereka sendiri, tapi lebih karena order dari pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian publik. Adalah suatu keanehan FPI sang penumpas kemaksiatan, tetapi daerah sekitarnya sendiri mereka menutup mata. Ini menunjukkan bahwa FPI tidak seperti yang anda (atau pemilik blog ini) yakini. Cocok pepatah yang mengatakan Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat.
Satu lagi kok FPI diam saja ya ketika TKW2 diperlakukan semena2 di Arab Saudi? trus kok mereka juga tidak menyerbu daerah2 Puncak yang banyak orang2 keturunan tertentu melakukan kawin kontrak berdurasi jam2an? kenapa ya kira2 feb? apakah mungkin karena mereka masih saudara dengan pimpinan FPI tersebut?
hehehe, jangan gelap mata terhadap fakta dong Feb…
LikeLike
Pengakuan naif dari Anda itu saja sebenarnya sudah cukup bagi saya. hehehehe jelas Anda sudah merintis jalan untuk “berilusi”.
Gak ngerti saya apa yang Anda maksud dengan “FAKTA” itu. Kayaknya “FAKTA” adalah sesuatu yang mesti sesuai dengan Anda, sehingga kalau media tidak meliput dan tidak memberitakannya, itu berarti “bukan FAKTA”. Bagaimana Anda bisa mengatakan kalau “TIDAK PERNAH MEREKA SERBU” itu adalah sebuah “fakta” karena tidak diliput oleh media? Lha, bukti Anda apa yang menyebutkan kalau FPI tidak pernah menyerbu? Karena tidak pernah diberitakan di media? Wah, kalau begitu berjuta peristiwa di dunia ini yang tidak masuk dalam media, berarti bukan fakta juga dong, hahaha, lucu sekali Anda ini.
Saya menyarankan, untuk melihat persoalan FPI itu dalam kacamata yang jernih, tidak tendesius dan gelap mata, sehingga kita bisa melihat lebih dalam persoalan. Tuduhan-tuduhan tak berdasar Anda itu, semakin membuktikan argumen-argumen yang membabi buta dan kecenderungan negatif Anda.
Uraian terakhir Anda, soal puncak, TKW dan seterusnya itu, malah semakin membikin saya yakin kalau Anda justru diam-diam setuju dengan penulis blog ini. Lha, lagi-lagi saya harus katakan, kok Anda menginginkan FPI yang melakukan pekerjaan itu semua? wkwkwkwkwkwk … Aneh Anda ya. Kok enggak Anda saja ya … Kan Anda tahu semua “fakta-fakta” itu, mengapa masih menunggu FPI lagi? hahahaha, tragis benar cara berpikir Anda.
Oiya, saya lupa, Anda sudah mengaku naif rupanya ya. hehehe
LikeLike
Febri anda senang bermain kata-kata rupanya hahahaha silakan, silakan menikmati ilusi anda tentang FPI tersebut,itu urusan anda silakan hahaha
dan baca LEBIH Teliti lagi dan jernih posting awal saya sebelumnya Feb, saya mengharapkan polisi dan satpol PP yang melakukannya , saya membawa soal puncak itu untuk menegaskan bahwa FPI itu bukan bergerak atas dorongan untuk membrantas kemaksiatan, tapi lebih tepat dikatakan sebagai sebuah gerakan bayaran yang diinginkan oleh pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian publik, saya tidak pernah setuju dengan penulis blog ini mengenai FPI, baca lebih teliti dan jernih, jangan sepotong-sepotong,
saya justru menyarankan anda melihat dengan kacamata kalau perlu mikroskop yang lebih jernih untuk masalah FPI ini, mengenai fakta tidak pernah diserbu ya, jelas itu sebuah fakta, wong tempat-tempat yang saya sebut itu masih beroperasi kok, jadi sapa yang buta? Media selalu meliput setiap kegiatan FPI mas Febri, jangan cuba ingkari itu hehehehe, anda yang lucu, apakah dengan atribut yang dibawanya dan gerakan2 bombastis itu tidak akan terliput media? hahahahahaha anda lucu sekali, dan sangat naif, bung Febri yang namanya ormas kegiatannya selalu diliput media, tapi sudahlah anda kan memilih untuk membutakan diri, ya itu terserah anda, hahahaha silakan
dan sekali lagi bisa saya balikan kepada anda, apakah Polisi dan Satpol PP selama ini tidak bertindak dasarnya apa? apakah harus sesuai definisi anda? wkwkwkwk
mengapa masih menunggu FPI? hahahaha sapa yang mau menunggu mereka bung? hahahaha anda lucu sekali saya hanya menunggu FPI dibubarkan, buat apa menunggu FPI bertindak, wong mereka bertindak atas dasar duit kok, bukan berdasarkan kesadaran untuk memberantas kemaksiatan….
saya lebih baik mengaku naif karena mengharapkan satpol atau polisi untuk menindak ketidakberesan negeri ini daripada anda yang mengharapkan FPI sebagai solusi untuk membereskan masalah bangsa ini, karena itu seperti mengharapkan matahari terbit di barat dan terbenam di timur, karena FAKTANYA FPI itu tidak lebih baik dari ormas-ormas kepemudaan, bahkan lebih buruk, pake atribut2 agama segala (padahal nerima duit keamanan juga dari pengusaha2 maksiat itu). Anda tidak mengaku naif ? hahaha itu terserah anda, buat saya anda lebih naif dari saya kok, cumen anda lebih buruk karena tidak mau mengakui kenaifan dan kebutaan anda sendiri (termasuk pemilik blog ini) hahahahaha
oiya saya lupa anda tidak mengaku naif KARENA anda memandang positif terhadap ormas munafik yang doyan melakukan gerakan anarkis , dan juga karena anda gelap mata bahwa setiap kegiatannya itu dibiayai oleh para koruptor…hehehehehe
LikeLike
Walah, ya begini deh kalau orang yang mengaku naif bicaranya ya … berbelit-belit, berputar-putar. Kayak si humala ini. hehehe 😉
LikeLike
This is really an amazing and informative stuff being published here, I may not be surprised to see the different kind of reactions from peoples as some may like it and some don’t
LikeLike
FPI itu kenapa ga bikin partai saja sekalian ya?
‘nBASIS: apa hebatnya partai politik? Itulah yang Anda kurang faham tentang FPI
LikeLike
menurut aku, seharusnya FPI itu lebih condong mmbuka sekolah2, salah satunya sekolah ustad, di mana para ustad ini yg kan di rekomendasikan ke sekolah2 guna untuk mmperkuat iman, tp ustad yg tdk mngajarkan kesesatan. Melainkan cinta damai dan saling mnghargai agama lain, karena di indonesia khususnya kampung2 bnyk sekali yg tdk mngerti arti bahasa arab, dan malah salah arti dlm bgmn masuk surga, tdk sedikit org yg berpi,iran pintr baca alquran berarti masuk surga, nah hal demikian mmbuat salah kaprah di tambah para kiyai kampung tdk bnyk mngerti sejarah islam. Dan tdk tau bgmn menafsirkan atau mngurai kalimat yg ada di alquran sesuai jaman sekarang.!! Saya rasa ide saya ini bs jd masukan untuk FPI soal merenofasi bngsa sesuai kemampuan, jngn ikut acak2 hukum negara,!! Klau saya lihat saat ini FPI sdh menguasai hukum di indonesia. Dan aku berharap baiknya FPI fokus kepada bgmn caranya generasi kita pnya iman yg kuat dan benar.
‘nBASIS: FPI mengisi kekosongan. jadi jangan lagi sarankan ia mengisi yang sudah penuh. apalagi mengikuti saran sebelumnya yang meminta FPI jadi parpol.
LikeLike
yuna:
bagian dakwah yang bergerak di pendidikan sudah banyak, sudah ada NU ada Muhamadiyah dll. FPI hanya memakai cara lain, saat pilihan-pilihan yang ada sudah tidak sanggup lagi memberikan solusi.
Humala:
saya malah salut dengan FPI, meskipun gerakan ini anarkis, namun mereka mampu mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan. dipenjara, dihina dan dihujat, namun mereka tetap berjuang. tidak seperti beberapa orang yang bisanya cuma ngomong dan lagi ngomongnya ngawur pula. hadeh.
LikeLike
coba check juga: http://m.salingsilang.com/baca/cerita-tentang-ormas-versi-erwinarnada
LikeLike
@ crispy : FPI ga pernah nyerbu Bongkaran Tanah ABang….
LikeLike
LikeLike
humala:
saya mengamati Anda mengatakan kalo FPI dibayar sama koruptor? Ada Buktinya? Ada bukti sah (video, foto, dll) yang menyatakan hal tersebut?
FPI tidak pernah menyerbu Bongkaran Tanah Abang? Sudah pernah kesana? wawancara orang sana? trus Anda ini tinggal dimana memangnya? Anda orang sana ya?
FPI bertindak karena uang? ada buktinya lagi?
Sekedar Info, saya kenal orang FPI dan saya tau prosedur pengrusakan oleh FPI. Ini Prosedurnya
1. Pihak FPI mengirim surat ke Polisi setempat atau pihak keamanan di daerah tersebut agar mereka (polisi) mentertibkan tempat2 yang dianggap merusak akhlak dan moral
2. Dalam suratnya, FPI meminta batas tenggang waktu untuk diproses, kalo sampe batas waktu itu abis dan aparat keamaan belum bertindak, dalam suratnya FPI sudah menyatakan bahwa mereka akan merusak tempat tersebut.
Dari situ keliatan banget jalur hukumnya,,, FPI telah sah melalui jalur hukum, namun saat aparat tidak menanggapi, ya menurut saya bukan salah FPI kan?
1 hal lagi, saat proses pengrusakan, Perhatikan deh, FPI ga pernah ngebakar tempat tersebut. Hal ini karena FPI hanya bertindak pada tempat yang dianggap merusak moral dan akidah, kalo tetangga samping kanan kirinya ga salah, ga akan dirusak oleh FPI, Dari sini keliatan FPI peduli
Jadi, kalo Humala ini muslim, hati2 terhadap tuduhan-tuduhan tanpa bukti, bisa jadi Fitnah, dan Fitnah itu termasuk dosa besar ya (eh kalo salah betulin ya, hehe).Tapi kalo bukan muslim, ya santai saja, kan ada penebusan dosa hehe…
Ayo belajar berpendapat dengan landasan yang jelas, bukti yang konkrit. OK SEMUA..
LikeLike